RAPI Bantu Informasi hingga Pelosok


MEMBANTU dan berbuat kebaikan untuk sesama merupakan ciri khas anggota Radio Antar-Penduduk Indonesia (RAPI) Lampung. Budaya gotong royong yang mencerminkan pribadi RAPI membuat komunitas radio komunikasi ini makin dicintai masyarakat.
Berbagai kegiatan sosial, mulai dari bencana alam, baik itu banjir, kebakaran, puting beliung maupun bantuan komunikasi saat arus mudik dan musim haji, menjadi agenda rutin yang tidak harus diingatkan lagi. Hal ini merupakan kebahagiaan bagi anggota RAPI sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Tidak mudah memang menumbuhkan dan melahirkan kesadaran rasa peduli tersebut. Tetapi bagi anggota RAPI Lampung, hal semacam itu sudah terpatri dalam jiwa masing-masing saat seseorang masuk menjadi anggota komunitas radio komunikasi yang terbesar di Indonesia ini. Apalagi RAPI Lampung tidak mengenal kasta dan golongan.
Terbukti, anggota RAPI yang saat ini jumlahnya telah mencapai 7.000-an stasiun, mereka dari kalangan bawah hingga pejabat. Mereka sepakat menjaga tali silaturahmi, peduli dan saling menghormati.
Menjelang arus mudik dan arus balik Idulfitri 1437 Hijriah tahun ini, reporter Lampung Post Aris Susanto berkesempatan mewawancarai Ketua RAPI Lampung Reza Fachrial di Sekretariat RAPI Lampung, Jalan Airan Raya No. 8, Way Huwi, Jatiagung, Lampung Selatan, Senin (13/6/2016) malam. Berikut petikan hasil wawancaranya.


Apa yang telah dilakukan RAPI Lampung untuk persiapan membantu dukungan komunikasi para pemudik yang membutuhkan informasi jalur dan titik rawan?
 
Saya telah memetakan sejumlah titik di setiap RAPI kabupaten/kota yang akan didirikan posko bankom (bantuan komunikasi). Pos komando utama kami dirikan di Terminal Induk Rajabasa, dibantu posko di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni.


Berapa banyak stasiun RAPI atau posko dukungan komunikasi RAPI Lampung yang akan digelar dalam rangka membantu para pemudik yang membutuhkan informasi dan di mana saja letaknya? 
 
Posko RAPI Bandar Lampung ada satu berada di bawah flyover Jalan Pangeran Antasari-Jalan Soekarno-Hatta, dibantu dengan posko bankom kecamatan. Setiap kabupaten/kota juga mendirikan posko bankom yang jumlahnya bisa lebih dari satu. Posko tersebut berada di kawasan strategis yang dilalui para pemudik.


Apa saja fasilitas yang dimiliki RAPI Lampung dalam membantu para pemudik yang membutuhkan penjelasan dan bagaimana koordinasi antarposko sehingga informasi bisa diterima dengan cepat sampai ke pelosok desa di Lampung?

Kami memiliki delapan unit mobil ambulans. Satu unit ambulans milik RAPI Kota Bandar Lampug. Empat unit milik RAPI Provinsi Lampung, dua unit milik RAPI Lampung Tengah, dan satu unit milik RAPI Lampung Selatan, dan beberapa unit sepeda motor operasional serta mobil satuan tugas (satgas) komunikasi yang dilengkapi dengan sarana radio komunikasi.
Selain itu, untuk mendukung kelancaran penyampaian informasi, kami juga memiliki enam unit repeater link (alat yang berfungsi memperkuat sinyal di dalam jaringan) yang mampu menjangkau seluruh wilayah Lampung.
Kami berterima kasih kepada Bapak Gubernur Lampung M Ridho Ficardo yang telah membantu dua unit ambulans kepada RAPI Lampung untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Masyarakat yang membutuhkan bantuan ambulans bisa menghubungi 0821-5112-1009 dan 0853-8356-5666.

 
Budaya gotong royong antarsesama anggota RAPI diakui sangat tinggi. Bagaimana membina anggota yang jumlahnya ribuan, tetapi memiliki kesamaan dalam karakter dan kepedulian?

Kami berangkat dari hobi berkomunikasi, lalu terbentuklah rasa solidaritas yang melahirkan kepedulian. Dengan demikian, muncul rasa tanggung jawab kebersamaan yang memudahkan untuk saling berkomunikasi dan berkomitmen membantu masyarakat dan pemerintah. Saat ini, RAPI Lampung telah bekerja sama dengan BPBD Lampung, SAR, Dinas sosial, Dinas Perhubungan dan Kominfo, serta instansi lainnya.

 
Apa kunci yang mendasari anggota RAPI untuk menjaga keselarasan hobi dan tanggung jawab dalam rumah tangga, mengingat organisasi RAPI merupakan organisasi sosial sehingga tidak ada yang menggaji anggotanya?

Setiap anggota RAPI wajib mengikuti santiaji (pelatihan) yang diadakan RAPI Lampung satu tahun sekali. Dengan mengikuti santiaji, anggota akan memahami cara-cara berkomunikasi dengan benar. Di sisi lain, anggota RAPI juga bisa membagi waktu antara kepentingan organisasi, hobi, pekerjaan, dan keluarga.

 
Apa yang diharapkan dari makin besarnya jumlah anggota RAPI di Lampung?

RAPI akan menjadi salah satu organisasi komunitas radio yang keberadaannya diharapkan pemerintah dan masyarakat bersama-sama memajukan pembangunan di Provinsi Lampung.


Biodata
Nama : H Reza Fachrial, SE
Istri    : Noviyati, SE, MM
Anak   :1.  Adhitya Saputra, SE, MM
2.  Natashya

Posting Komentar

0 Komentar